Kamis, 25 September 2008

Saatnya Simon



SIMON Santoso, sang spesialis runner up sebenarnya bukan mutlak selalu juara dua. Dia pernah menjadi kampiun di Vetnam tahun 2005. Fenomena spesialis "runner Up" beberapa kali disandang pemain Indonesia seperti Hastomo Arbi (pahlawan piala Thomas 1984), Eddy Kurniawan (penyumbang poin saat Indonesia lawan Korea di final Sudirman 1989), dan Joko Suprianto (akhirnya menjadi juara dunia 1993). Dalam menghadapi spesialis juara dunia seperti itu PBSI mempunyai terapi: mengirim pemain ke kelas satelit. Supaya mereka menang dan sampai ke level juara, jadi punya pengalaman jadi kampiun. Akan tetapi beda dengan Simon Santoso. Bocah Tegal ini tahun 2008 menjadi runner up kejuaraan super series di Singapura dan Indonesia. Dan Taiwan 2008 pekan kemarin menjadi bukti kedigdayaan pemain berusia 24 tahun ini. Mengalahkan Lee Tsuen Tsang di perempat final, dan Roslin Hashim di final.
English version at http://yuniandono.blogspot.com/2008/09/2008-times-for-simon.html. Yuni Andono Achmad. My friendster at http://profiles.friendster.com/9275817

Tidak ada komentar: