Selasa, 19 Agustus 2008

Value Added of Sport

AWAL tahun 2007 ini Depdagri mengkritik Daerah yang menggunakan APBD untuk dana klub bola- maka peran Pemerintah mulai dipertanyakan kembali untuk komitmen dunia olahraga. Pemerintah juga bisa berkilah bahwa APBD arahnya untuk ’pemberdayaan’ masyarakat enggak cuma sepakbola doang. Kami-kami yang cinta bola ama memperhatikan ekonomi bisa menengahi dengan, ”APBD gak papa buat sepakbola asalkan ada efek multiplier yang besar”. Ini namanya value added, Bung. Sepakbola ama APBDnya ini lalu diungkit lagi ketika tim bulutangkis Indonesia samasekali (babar blas) tidak mendapatkan gelar juara di Indonesia Super Series. Orang kemudian rindu akan pembinaan jaman dulu –dengan Pemerintah yang lebih dominan membina atlet. Bulutangkis selama ini dikatakan sebagai leading-sector Indonesia, sampai-sampai pak Titus Kurniadi pernah mengusulkan agar Garuda Indonesia menghiasi ornamen-ornamen shuttlecock agar semua tahu lewat olahraga inilah Indonesia jaya. Tapi hasilnya terutama tahun ini? Selama putaran super series digelas semenjak tahun 2007 baru sekali INA dapat –yakni ganda campuran Flandy Limpele/ Vita Marisa di Singapura. Selebihnya adalah runner up dan bahkan gagal di babak awal. Selengkapnya di http://yuniandono.blogspot.com/2007/05/negara-dan-olahraga.html

Tidak ada komentar: